PDM Kota Medan - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Medan
.: Home > Berita > Membangun Sekolah Modern Perlu Hutang

Homepage

Membangun Sekolah Modern Perlu Hutang

Senin, 17-10-2016
Dibaca: 773

(Analisa/muhammad arifin) SEKOLAH MODERN: Guru Besar ITS Prof Dr Eng Imam Robandi memaparkan strategi membangun sekolah modern pada National Symposium For School Growth The Muhammadiyah Schools in Medan yang digelar Majelis Pendidikan Tinggi dan Menengah Majelis Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan di Hotel Polonia Medan, di Jalan Sudirman, Sabtu (15/10).

 

Medan, (Analisa). Membangun sekolah modern butuh kenekatan salah satu berani berhutang. Jika tidak maka sampai kapan pun tidak akan pernah memiliki sekolah modern yang bagus dan diinginkan masyarakat. "Harus ada keberanian. Bila perlu hutang dulu, dengan berhutang kita akan berikhtiar bagai-mana nanti membayarnya. Akhirnya, keinginan untuk membangun sekolah-sekolah yang modern bisa terwujud. Jangan sampai sekolah Muhammadiyah menjadi penonton kesuksesan sekolah lain," kata Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Dr Eng Imam Robandi ketika menjadi pembicara utama pada National Symposium For School Growth The Muhammadiyah Schools in Medan yang digelar Majelis Pendidikan Tinggi dan Menengah Majelis Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Medan di Hotel Polonia Medan, di Jalan Sudirman, Sabtu (15/10).

 

Dia menceritakan, awalnya mendirikan sebuah sekolah modern. Banyak pihak yang tidak setuju. Tetapi, karena keberanian, maka sekolah tersebut bisa dibangun Salah satunya meminjam uang ke bank. Saat itu, sekolah yang dibangun diberi tenggang waktu 4 tahun membayar. Tetapi, tanpa disadari dalam tempo setahun saja uang dapat dikembali.

 

Keberhasilan tersebut, tidak terlepas bagaimana sekolah yang dibangun mampu menarik perhatian masyarakat yang ingin menyekolah anaknya. Performance gedung, lingkungan yang bersih, dan tertata rapi awal jatuh cinta masyarakat.

 

"Salah satu yang harus diperhatikan, ruang kepala sekolah harus tertata rapi karena berhubungan langsung dengan orangtua siswa. Jangan ruangan kepala sekolah berserak, bangku rusak. Jika itu yang ditemukan, timbul dalam benak masyarakat, bagaimana mau mengurusi anak orang lain, mengurusi bangku saja tidak becus," kata Guru Besar ITS ini.

 

Sebagai salah satu dosen di Jepang, Imam Robandi lebih menitik beratkan bagaimana pendidikan di Indonesia khususnya sekolah-sekolah Muhammadiyah bisa kreatif dengan tiga langkah, niteni (memperhatikan), niro'ke (menirukan) dan nambahi (menambahkan).

 

"Dengan memperhatikan kebiasaan sekolah-sekolah sukses, bagaimana mereka mengelola. Selanjutnya kita menirukan atau menjalankan cara-cara yang biasanya dilakukan oleh sekolah-sekolah sukses. Akhirnya, bisa menambahkan atau membenahi mana yang perlu ditambahkan. Maka disinilah muncul kreatifitas dan ide untuk membangun kesuksesan sekolah-sekolah Muhammadiyah," katanya.

 

Menurutnya, Muhammadiyah merupakan organisasi yang terus bergerak bukan statis. Muhammadiyah juga merupakan organisasi yang memiliki kekuatan dahsyat, bahkan nasib bangsa Indonesia ditentukan warga Muhammadiyah. Untuk itu, warga Muhammadiyah diminta untuk terus belajar. "Jika membahas masalah sekolah, jangan lupa membahas masa depan.Jika saat ini tidak memiliki sekolah modern dengan bangunan yang megah, ya difoto saja. Tempel disitu. Mudah-mudahan bisa terwujud," sarannya.

 

Di hadapan pimpinan PD Muhammadiyah, kepala sekolah, Imam Robandi mengajak seluruh PD Muhammadiyah, kepala sekolah untuk terus belajar agar tidak ketinggalan zaman. Di era digitalisasi saat ini, semua informasi bisa diterima kapan dan dimana saja. Kompetisi tinggi, pertumbuhan cepat, dan sangat efisien. Maka, dibutuhkan persiapan individu dan sosial.

 

Dalam pemaparan yanga diselingi video dan foto-foto selama mengajar dan tinggal di Jepang, Prof Dr Eng Imam Robandi mampu menyedot perhatian peserta.

 

Program Unggulan

Kepala SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta, Supriyadi, SPd, MSi, dalam pemaparan tentang "School Management and Creativity", mengatakan, ada beberapa strategi membuat orang tertarik ke sekolahnya. Di antaranya, melaksanakan program, dan memodifikasi kegiatan.

 

"Di Yogyakarta sangat melimpah, sekolah negeri,swasta umum, swasta agama dari yang murah dan mahal. Untuk bersaing, SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta mengambil inisiasi untuk mengembangkan program unggulan untuk memantaskan diri agar dipilih masyarakat. Informasi, Komunikasi dan Teknologi berdasarkan pembelajaran yang beberapa tahun masih langka menjadi pilihan untuk dijual kepada masyarakat," katanya.

 

Program lain, melakukan ekspos prestasi. Hasil berbagai prestasi non akademik SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta sering dimunculkan melalui media sosial, jaringan alumni, maupun media massa seperti TV Lokal maupun surat kabar.

 

Melakukan modernisasi, berbagai perlengkapan pelayanan agar pelaksanaan pelayanan terhadap peserta didik dapat berjalan optimal. Front Office yang selalu setia dan cekatan dalam menerima tamu, dengan sistem data yang akurat dan lengkap akan mempermudah segala urusan dengan peserta didik atau orangtua. "Belajar dari produk-produk pabrikan atau toko-toko modern dalam promosi, SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta juga mengalokasikan dana yang cukup besar untuk lini promosi ini,"katanya.

 

Mempercantik tampilan sekolah terlebih dahulu sangat penting, karena banyak masyarakat menyukai sesuatu yang indah atau bagus. Maka, SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta mengambil hati agar masyarakat dengan mempercantik tampilan depan sehingga peserta didik atau orangtua mau milirik, singgah dan tinggal selama tiga tahun di sekolah.

 

Selain itu, menaikan harga jual penting. Ibarat makanan, satu porsi makan siang seharga Rp4.500 belum tentu bisa laris dibandingkan seporsi makanan Rp15.000. Artinya, tidak semua orang menentukan pilihan karena rendahnya sebuah harga. Kesadaran akan kualitas sudah tumbuh pesat seiring dengan tingginya pendidikan dan ekonomi mereka.

 

Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PD Muhammadiyah Kota Medan, Dr Muhyarsyah, MSi mengatakan, simposium ini bertujuan ada pembenahan tata kelola sekolah Muhammadiyah dibawah naungan PD Muhammadiyah Kota Medan. "Butuh pembenahan, supaya berkualitas sehingga menjadi pilihan masyarakat," katanya.

 

Simposium ini juga digagas sebagai pencerahan kepada pengelola persyarikatan, majelis dan kepala sekolah. Acara dihadiri Koordinator Dikdasmen Drs Tagor Muda Lubis, MA, Ketua Dikdasmen, Sekretaris Syufri Polem, Wakil Ketua, Arianto, SPd, MHum, Wakil Ketua Drs H Abdul Kholik Nasution dan bendahara, Dr Irfan, MSi. (maf)

 

sumber: Harian Analisa, Minggu (16/10/2016)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website